Penjelasan Ilmiah Tindihan Saat Tidur dan Tips Mengatasinya



Di Postingan Sebelumnya Kita telah membahas Tentang Mitos Tindihan dari kacamata mistis, nah, Kali ini kita akan membahasnya dari sudut pandang Ilmiah, karna seganjil apapun sesuatu yang terjadi di dunia ini pasti bisa dijelaskan secara ilmiah, hanya sering kita saja yang tidak mengetahuinya, karna pengetahuan kita tidak sampai kesana. Bahwa Saat mengalami Tindihan saat tidur sebenarnya Anda tidak sedang diganggu makhluk halus. Nah, untuk lebih jelasnya Ini dia penjelasan ilmiahnya.

Saat mengalami tindihan biasanya kita seakan-akan sulit bergerak dan ada sensasi rasa dingin dari ujung kaki sampai ke seluruh tubuh. Biasanya juga disertai munculnya seolah-olah ada bayangan gelap besar diatas tubuh kita. Hal inilah yang diasumsikan dengan “ketindihan” makhluk halus oleh sebagian besar masyarakat. Dalam bahasa Mandarinnya disebut “gui ya shen”. Setelah itu biasanya kita akan berusaha sekuat tenaga untuk bisa bangun, dengan berbagai cara, mulai dari menggerakkan ujung kaki, ujung tangan atau mengangkat dan menggerakkan kepala sekencang-kencangnya, biasanya juga sambil membaca berbagai doa yang kita hafal dengan harapan sesuatu atau makhluk yang menindih kita segera pergi sehingga tubuh kita bisa digerakkan kembali. Benarkan?? Karena saya juga sering mengalaminya hehe..

Sleep Paralysis

Dalam ilmu medis, keadaan seperti diatas itu disebut sleep paralysis alias tidur lumpuh (karena saat itu kita merasa tubuh tak bisa bergerak dan serasa lumpuh). Hampir semua orang pernah mengalaminya. Setidaknya sekali atau beberapa kali selama hidupnya. Sleep paralysis bisa terjadi pada siapa saja, baik lelaki ataupun perempuan, bahkan anak-anak, karena saya juga sudah mengalaminya sejak anak-anak umur belasan. Dan usia rata-rata seseorang pertama kali mengalami gangguan tidur ini adalah sekitar 14-17 tahun.

Sleep paralysis alias tidur lumpu atau tindihan ini bisa berlangsung dalam hitungan detik hingga hitngan menit. Yang menarik, saat itu terjadi seringnya kita juga mengalami halusinasi, seolah-olah melihat sosok atau bayangan hitam di sekitar tempat tidur, tepatnya diatas tubuh kita. Karena itulah, fenomena ini juga sering dikaitkan dengan hal-hal mistis. Bahkan seperti sudah dibahas pada postingan sebelumnya, fenomena ini tidak hanya dikenal di dunia timur atau kawasan asia, tapi juga Di dunia Barat, fenomena tindihan ini sering disebut mimpi buruk inkubus atau old hag berdasarkan bentuk bayangan yang muncul. Sebagian orang ada juga yang merasa melihat agen rahasia asing atau alien. Sementara di beberapa lukisan abad pertengahan, fenomena tindihan ini digambarkan dengan sesosok roh jahat yang sedang menduduki dada seorang perempuan hingga ia ketakutan dan sulit bernapas. Lebih jelasnya bisa dibaca postingan ini : Mitos Tindihan Saat Tidur dari Berbagai Benua Dunia

Kendati identik dengan fenomena mistis, tindihan ini sebenarnya merupakan gejala ilmiah yang wajar dapat terjadi dan digolongkan sebagai salah satu jenis gangguan tidur.

Menurut seorang peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, bernama Al Cheyne, , sleep paralysis, adalah sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap REM (rapid eye movement). Seperti diketahui, berdasarkan gelombang otak pola tidur terbagi dalam 4 tahapan yaitu :

1.      Tahap tidur paling ringan (kita masih setengah sadar, badan sudah tertidur tapi masih bisa mendengar suara)
2.      Tahap tidur yang lebih dalam,
3.      Tidur paling dalam, dan
4.      Tahap REM (Rapid Eye Movement = gerak mata depan saat tidur) dimana seluruh badan telah benar-benar istirahat termasuk otak, dan Pada tahap inilah mimpi terjadi.

Pada 80 menit pertama saat tidur, seseorang mengalami fase Non REM yang ditandai dengan beberapa gerakan minor dan bola mata yang bergerak-gerak pelan. Setelahnya, selama 10 menit, tubuh akan memasuki tahap REM yang ditandai dengan hembusan nafas yang cepat, detak jantung meningkat, dan gerakan bola mata yang cepat. Pada kondisi REM inilah seseorang bisa melihat objek atau visualisasi tertentu dalam mimpi.

Siklus 90 menitan ini akan terus berulang sampai terbangun. Dalam satu periode tidur, seseorang bisa mengalami 3-6 kali siklus. Nah, sleep paralysis kerap terjadi pada saat transisi kondisi REM dreaming sleep dan kondisi sadar. Pada saat ini, fungsi anggota gerak tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ada kalanya otak tidak mengakhiri fase ini saat mata sudah terbangun. Hal inilah yang menyebabkan seseorang merasa kaku dan tidak bisa bergerak saat terjaga. Uniknya, fase ketimpangan masa transisi ini hanya terjadi selama beberapa detik, namun pengalaman tindihan yang diperoleh bisa terasa lama.

Lalu apa yang bisa menyebabkan terjadinya gangguan tidur seperti ini? Salah satunya adalah Kurang Tidur.

Pada saat kondisi tubuh terlalu lelah, kurang istirahat atau kekurangan tidur, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur seperti yang seharusnya. Jadi, dari keadaan sadar (saat hendak beranjak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat ke tahapan dreaming sleep, tahapan terjadinya mimpi (REM).

Nah ketika otak kita mendadak terbangun dari tahap REM ini, tapi tubuh kita belum, di sinilah sleep paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, karena otak sudah terbangun dan berfungsi seperti biasa, tapi tubuh tak bisa bergerak. Ditambah lagi munculnya halusinasi sosok lain yang sebenarnya ini adalah ciri khas dari mimpi.

Selain itu, sleep paralysis juga bisa terjadi karena sesuatu yang tidak dapat dikontrol. Akibatnya, muncul stres dan terbawa ke dalam mimpi. Pengaruh dari lingkungan kerja juga bisa menjadi pemicu. Misalnya, Anda bekerja pada shift malam, berjaga malam atau ronda,dll sehingga menyebabkan Anda memiliki pola tidur yang tidak teratur, kurang istirahat dan kekurangan tidur.

Meskipun sudah biasa terjadi, gangguan tidur ini patut diwaspadai. Pasalnya, sleep paralysis juga bisa merupakan pertanda dari narcolepsy (serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk), sleep apnea (mendengkur), kecemasan, atau depresi.

Jika Anda sering mengalami gangguan tidur ini, cobalah membuat catatan mengenai pola tidur Anda selama beberapa minggu. Ini bisa membantu Anda mengetahui penyebabnya. Lalu, cara mengatasinya adalah dengan menghindari penyebabnya tersebut. Jika peneybabnya anda terlalu lelah bekerja atau beraktifitas, sebaiknya lebih banyaklah beristirahat, karena Kurang tidur tidak bisa dianggap remeh. Jika sudah menimbulkan sleep paralysis, itu artinya kondisinya sudah berat. Cukupi kebutuhan tidur Anda, usahakan tidur selama 8-10 jam pada jam yang sama setiap malamnya.

Perlu juga kita ketahui, sleep paralysis seringnya terjadi pada orang yang tidur dalam posisi terlentang (wajah menghadap ke atas dan hampir nyenyak atau dalam keadaan hampir terjaga dari tidur). Karena itu, kita perlu sering-sering mengubah posisi tidur untuk mengurangi risiko terserang gangguan tidur sleep paralysis ini.

Posisi tidur terbaik, khususnya untuk umat muslim adalah seperti yang sudah diajarkan Nabi Kita Rasuullah Muhammad ﷺ, yaitu dengan menghadap ke kanan, dengan posisi jantung di dada kiri kita berada diatas tubuh, karena dapat membantu meringankan kerja jantung saat tertidur sehingga dapat benar-benar rileks.

Nah, jika masalah tindihan ini disertai juga oleh gejala lain, sebaiknya segera ke dokter ahli tidur atau laboratorium tidur untuk pemeriksaan lebih lanjut. Biasanya dokter akan menanyakan kapan gangguan tidur tersebut dimulai dan sudah berlangsung berapa lama. Catatan evaluasi diri yang telah Anda buat sebelumnya akan sangat membantu pemeriksaan dokter.

Saat kita mengalami Sleep paralysis atau tindihan,s usahakan tetap tenang, jangan panik dan atur nafas dengan teratur, dan berikut beberapa Tips untuk pencegahannya:

  • Atur posisi tidur dengan baik, jangan tidur dalam posisi terlentang, karena dapat meningkatkan resiko sleep paralysis. posisi yang ideal adalah menghadap ke kanan seperti sunnah Rasulullah
  • Berdo’a, karena doa selain bisa memberi sugesti positif pada diri kita, juga memberikan efek rileksasi sekaligus menanamkan keyakinan bahwa setiap gangguan yang terjadi bisa diatasi.
  • Jadwalkan istirahat dan tidur yang teratur.
  • Relaksasi sebelum tidur. Suara-suara alam seperti suara hujan, angin, burung, dll yang memiliki efek menenangkan bisa membantu.
  • Menjaga pola makan dan menghindari zat kafein. 
Semoga bermanfaat.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url